Minggu, 13 November 2011

semua lebih indah dengan memaafkan


Saya sudah memaafkannya tapi saya tidak bisa melupakan sikap-sikap yang telah menyakitiku.
Saya sudah memafkannya tapi susah untuk mengembalikan hubungan seperti semula.
Saya sudah memaafkannya tapi luka karenanya belum bisa sembuh.
Ungkapan ungkapan diatas sering terlontar dari lisan seseorang yang tersakiti akibat dari perbuatan saudaranya. Lebih mudah meminta maaf namun alangkah sulitnya memaafkan terlebih bagi hati yang sangat dalam lukanya,luka karena disakiti dan luka yang memang sudah ada dalam dirinya dikarenankan rasa gengsi pada dirinya yang berdalih sebagai penjagaan harga diri dan penegakan keadilan,”Buat apa aku berbaikan lagi ma dia, setelah apa yang telah dia lakukan padaku, bisa diinjak harga diriku” itulas yang terlintas dan terucap spontan ketika ada seorang sahabat yang ingin mendamaikan.
Saudaraku, marilah kita mengingat kisah-kisah tauladan yang patut kita ikuti.Kisah Rasulullah diawal penyebaran islam, saat seseorang melemparinya dengan kotoran binatang namun beliaulah yang menjenguknya pertama kali waktu orang itu sakit sehingga luluhlah hatinya orang itu untuk memeluk islam,kisah nabi yusuf membebaskan saudara-saudaranya yang telah menceburkan ia kedalam sumur diwaktu kecil yang tak berdaya, kisah Imam Ahmad dengan seorang tetangga yang selalu mencacinya namun beliau bukan marah dan membalas kepada tetangganya namun menyuruh anaknya mengantarkan seppiring buah-bauahan untuk tetangga yang mencacinya, kisah Umar bin Abdul Azis ketika dia  menyuruh pelayan yang telah meracuninya pergi membawa uang imbalan atas perbuatannya dari pihak yang menyuruhnya dan tidak membalas padahal sebagai pemimpin bisa saja memerintahkan agar pelayan itu mendapat hukuman yang setimpal..
Saudaraku, betapa mulianya sifat-sifat yang tercermin diatas, namun kebyakan kita belum memiliki hal tersebut, padahal sifat pemaaf ini akan membuat hubungan lebih baik dan indah. Saudaraku, apa jadinya ketika waktu itu Rasulullah marah dan membalas orang yang telah menyakitinya mungkin orang itu tak mau memeluk islam, saudaraku apa yang terjadi jika nabi yusuf tidak memaafkan saudara-saudaranya tentunya nabi yusuf takkan pernah lagi mendapatkan kehangatan keluarganya terutama dari ayahnya..Yakinlah saudaraku bahwa semua akan menjadi lebih indah, bukan hanya lebih indah untuk suatu hubungan, atau untuk orang lain namun juga untuk diri sendir. Karena dengan sifat ini hati menjadi lebih tenang tak terhasut oleh dendam dan luka yang tak kunjung sembuh.
Saudaraku, memaafkan memanglah bukan hal yang mudah karena memaafkan membutuhkan kelapangan jiwa dan kelembutan hati namun bukan berarti kita tidak bisa melakukannya dengan meyakini maaf sebagai rahmat Allah Ta’ala dan kesadaran akan kesalahn yang ada pada diri seta kelapangan hati yang dilandaskan karenaAllah Ta’ala sebagaimana dalam firmanNya surat Al Imron:159, dengan  menyadari betapa pentingnya saling memaafkan untuk tetap menjaga silaturrahmi dan meyakini bahwa memaafkan adalah merupakan cara mendapatkan ampunan Allah  maka  insya Allah kita bisa memiliki jiwa-jiwa pemaaf.
Saudaraku jika kita benar-benar menyadari betapa ruginya kita jika  tidak dimaafkan oleh Allah, maka kitapun bisa mudah memaafkan orang lai.Ingatlah kita pada doa Nabi Adam AS serta istrinya sebagaimana firmanNYA dalam surat Al-A’raf :23)” Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan member rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”

Saudaraku, memaafkan bukanlah berarit kita membiarkan kesalahan saudara kita dan bukan pula menganggap kesalahan itu sebagai suatu kebenaran namun dengan memaafkan orangnya akan menjadikan kita lebih jernih dan proposional dalam melihat masalah yang sedang kita hadapi dan bisa sama-sama memperbaiki.
Saudaraku, yakinlah bahwa dengan memaafkan kita akan menjadi lebih baik, saudara2 kita akan menjadi bahagia dengn dekat bersama kita dan yang lebih penting adalah kasih sayangNYA dapat kita raih ketika kita benar2 bisa melakukannya karenaNya.
Saudaraku, mari kita raih kelapangan hati dan kesehatan jiwa dengan memaafkan.

Wallahu a’alam bish-Shawab…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar